Senin, 13 Juli 2009

All about Love


Lighting jazz

Genap 1thn sudah, waktu berlalu terasa hampa. Tanpa kekasih dan sahabat yang slalu setia menemani,dan anehnya Aku justru merasa kehilangan sahabat dari pada kekasih. Sesaat setelah Aku putus dengan Vira, ada hal yang membuatku bingung dan penesaran. Vira mengatakan ”Cewek yang dikatakan Rei mungkin saat ini masih menunggumu!”
”Vir , tolong katakan siapa cewek itu ? Aku jangan dibuat penasaran seperti ini!”tanyaku memohon dengan sangat.
”Suatu saat kamu pasti TAHU! Tanyalah hati kecilmu, siapa sebernanya yang lebih berarti di Hatimu?”
Sejak saat itu Aku coba u/ mengerti apa yang dikatakan Vira dan Rei,tentang cewek yang misterius itu, yang diam mencintaiku begitu lamanya dan entah sebesar apa cintanya itu. Apa mungkin sampai saat ini setelah 7thn berlalu dia tetap menunggu? Lalu siapa dia itu??!! Kepalaku benar – benar pusing dibuatnya, ”Rei, coba kamu ada disini sekarang!Aku bisa curhat dan memecahkan tekateki ini. Kamu dimana Rei?”
Liburan kali ini Aku habiskan di Jakarta, ku temui teman – teman lamaku yang kebanyak kuliah di UI. Dan kebetulan anak – anak FE –UI lagi ngadain acara akhir tahun,yaitu acara rutin tahun musik Jazz Goes to Campus, dan biasanya Rei slalu datang.
”Apa maz ? Lo putus sama Vira ? cewek kece se- ITB ? becanda Lo! Kata Dito setengah ngeledek tapi kaget.
“Gua serius! Jawabku sedikit kesal. By the way ,Lo tahu tentang kabar Rei ?” tanyaku
“Lo? Nanya Rei ke Gua man? Ga salah tuh? Biasanya kan kalian lengket walaupun beda kota. Kalian yang tiap hari sms san gitu” jawab Dito dengan muka ngeledek abis.
”Klo Gua tahu ngapain nanya ma Lo! Gua dan Rei udah 2thn ga pernah komunikasi lagi. Dia kayaknya menghindar atau menghilang, Gua juga ga tahu. Yang pasti setelah dia ngomong soal hal itu dia ga pernah sms atau telpon lagi. Dia bilang sih Gua harus berusaha nyelesaiin permasalahan diri Gua sendiri.” Jelasku lagi.
”Memang Vira ga ngomong apa – apa setelah kalian putus?Tanya Dito sambil meneguk segelas cola.
”Vira Cuma bilang suatu saat nanti Gua akan tahu dan nemui siapa cewek itu! Tapi sampai sekarng pun Gua belum tahu juga.”jawabku setengah mikir dan meneguk segelas Orange Jus.
”Dia itu ........”kata Dito setengah – setengah, sementara Dimaz hanya mengerutkan dahinya menunggu kata –kata selanjutnya.
”Cewek yang ....slalu ada, dekat dengan Lo dan .... selalu ngasih perhatian dan nasehat saat kamu tanya dan butuhkan! Dan ga jauh – jauh dari kita – kita kok.” Lanjut Dito ragu dan hati -hati sekali takut temannya ini kaget dan nampar dirinya karena menyembunyikan hal ini. Semenrata itu Dimaz setengah mikir dan ngira – ngira siapa cewek itu, tiba – tiba hati dan pikirannya tertuju pada sebuah nama....
”Ga mungkin Dit,..Lo mau bilang dia itu Rei kan? Tanya Dimaz penasaran dan berharap
perkirannya salah. Justru jawaban yang diberikan Dito menambah penasaran Aku.
”Entahlah! Hal itu hanya hati Lo yang tahu! Jelas Dito sambil menempelkan telunjuknya ke dada Dimaz.
Aku pun berpikir apa mungkin? Rei? Dia yang slalu dengerin curhatanku,permasalahanku dengan Vira ataupun permasalahan lainnya. Apa mungkin perhatian dan kasihnya selama ini ..... Ahkk....... kenapa Rei ? kenapa kamu tak mengatakan itu dulu, dimana kamu sekarang Rei ? Vira dan Dito selama ini benar ,tanpa Ku sadari hatiku mempunyai perasaan yang sama, tapi itu semua terhalang oleh sebuah janji bahwa kami hanya sahabat. Pantas dulu Vira selalu cemburu kalo aku slalu bantu atau membicarakan Rei. Aku akui itu benar, mungkinkah Rei masih mencintaiku ? masih menungguku ???????...............
Cafe Cozzy ini dulu adalah tempat favoritku dan Rei semasa SMA dulu dan setelah kami berpisah u/ melanjutkan kuliah di kota yang berbeda. Banyak hal sering kami obrolkan disini sampai terkadang lupa waktu, mulai dari soal cewek atau cowok , soal balapan F-1 , sepakbola liga itali, musik, buku dan banyak hal. Atau hanya sekedar mampir u/ minum teh atau kopi, dan tentunya slalu duduk ditempat ini, meja no 8. Tempat paling favorit bahkan pemilik cafe sudah mengistimewakannya tak boleh ada yang duduk disini kalo kami datang, egois memang tapikan Aku bayar mahal disini. Dan angka 8 bagi Rei adalah angka hokinya. Saat aku akan duduk dan ditanganku membawa nampan berisi secangkir moccacino dan sepiring besar swandwich, ternyata dimeja itu sudah ada yang
menempati. Aku ingin marah tapi inikan beda lagi pula pemilik cafe ini separtinya sudah ganti, yang ada nanti aku malah diusir. Orang yang telah duduk lebih dulu itu adalah cewek cantik , tapi mungkin tak terlalu cantik hanya saja dia menarik, energik, penuh percaya diri. Dan separtinya dia sangat suka tempat ini biarlah aku ngalah, sebetulnya aku bisa duduk didepannya karena kosong tapi aku tak langsung duduk takut kalo – kalo ada pasangannya yang mungkin sedang ke toilet, yang ada nanti aku dimaki – maki. Tapi tiba – tiba cewek itu berkata “Kalo mau duduk. Duduk saja!itu kosong ko”.Katanya menawarkan tempat duduk sememtara dia asyik sibuk dengan laptopnya. Entah apa yang dikerjakannya,aku pun duduk. Sesekali kupandangi dia, walaupun dia berkerudung itu tak mengurangi kecantikannya. Sekarang ini malah banyak cewek seusia dia dan tentu aku senang dengan baju – baju seksi yang pusernya kemanamana,paha dan dada terbuka.seperti barang yang diobral murahan sekali. Kemeja biru dongker yang dipakainya sangat serasi dengan kerudung yang senada . Aneh padahal dilihat dari wajahnya yang kulihat sekilas dia ini seumuranlah dengaku tapi kenapa berpenampilan seperti wanita karir? Saking asyiknya memperhatikan dia aku sampai lupa menyantap makanan yang ku pesan ini. Sambil melahap swandwich mataku beralih pada lehernya yang tergantung ID card , oh .... rupanya dia pegawai station TV karna ditalinya bertuliskan salah satu station TV swasta terkenal di Jakarta ini. Dan aku begitu terkejut saat melihat dan membaca namanya, bukan tak sopan tapi aku kesal padanya masa cowok ganteng dan seplayboy aku di cuekin abis sama cewek yang kecantikannya tak seperti Agnes Monica atau Dian Sastro. ”Rei ? Tanyaku setengah kaget dan cewek itu akhirnya mengangkat wajahnya yang dari tadi asyik dengan laptop, dan saat cewek itu menatap dan memperhatikanku...
”Ya Tuhan ....... Dimaz ? .... kamu .... ”Jawab Rei kagetnya bukan main karena dapat kulihat dari expresi mukannya yang ku hapal betul dikala dia kaget, dia tak banyak berubah.
”Ya! Aku Dimaz dan kamu Rei kan ”?tanyaku karena dia belum mengiyakan pertanyaanku tadi.
“ Ma’af… iya aku Rei. Kamu ngapain disini? Tanya Rei kemudian dan melepaskan perhatiannya dari laptop tercinta.
“Nostalgia?! Kamu sendiri? Jawabku sambil meneguk secangkir moccacino. Rei mengangkuk pelan dan berkakata”Makan siang, kebetulan ada janji sama client tapi dia ga jadi datang. Bete sih jadinya, kok kita ngomongnya jadi aku kamu ya? Dulukan Lo Gua aja!
“Rupanya Lo sekarang jadi wanita karier nih?pantes ga pernah komunikasi lagi dan lupa sama Gua! Lo masih sering kesini ? Tanyaku lagi
”Lumayan. Ga kok biasa aja lagi, Gua kerja paruh waktu pagi kerja sore kuliah.” Jawab Rei sambil membereskan laptopnya.
“Masih kuliah di UI kan?”Lanjutku
”Ya. Gua ngambil jurusan UI – Kota! just qiding, he...he...he... Gua kuliah jurusan Advertaising. Sorry kalo Gua ga pernah hubungin Lo, bukan karena sibuk atau lupa . Sim card Gua hilang dan Lo tahu sendiri Gua ga pernah hapal no hp temen-temen “.Jawab Rei mencoba menjelaskan permasalahn yang terjadi. Tapi sepertimya Rei agak sedikit berbohong. Dan obroral pun bergulir tak terasa waktu kian senja dan Rei tampaknya harus kuliah dan dia juga sepertinya tak mau terlambat kuliahnya Mr. Agoes rugi dia bilang sih.
Dan akhirnya komunikasiku dengan Rei tersambung kembali. Kami pun jadi sering telepon dan sms, chating,makan siang bareng, jalan. Dan tentunya moment JGTC ini kugunakan u/ membuktikan rasa penasaranku dan minta ma’af pada Rei karena terlambat menyadari betapa besar cinta dan kasihmu padaku. “Lo mau kan nonton bareng Gua?”tanyaku ditelepon siang ini sebulum berangkat ke acara JGTC
“Mmm… Lo serius?”Jawab Rei balik tanya yang sepertinya sudah ada janji dengan yang lain tapi takut u/ menolak karena aku takut marah.
“Tentu! Kenapa? Lo udah ada janji sama cowok Lo?Jawabku seditik menebak dan berharap tebakkanku salah dan Rei mau kuajak
“Ga sih…Ok deh Lo jemput Gua di FISIP jam 6 sore! Jangan telat ya!Jawab Rei menyetujuinya. Jam 6 sore tepat aku jemput Rei di Parkiran FISIP, usai solat magrib kamipun jalan ke FE-UI yang jaraknya tak jauh dari situ. Acara memang sudah dimulai Sejas pukul 10 tadi pagi, tapi kami lebih suka acara atau pertujukan musik yang mulai dari jam 6 sore. Yang maen adalah para musisi jazz yng sudah senior dan TOP dan yang paling ditunggu adalah permainan Wayan Balawan. Musisi jazz muda asal Pulau Bali ini gape banget maennya, musik jazz, dia aransemen ulang dengan memasukan unsur musik Bali.
“Lagunya romantis ya? Tanyaku sambil tersenyum kecil, dan Rei mengerutkan kedua alisnya hinggá kedua ujungnya bertemu.
“Lo kok mendadak jadi romantis sih?Jawab Rei heran mengelengkan kepalanya.
“Gua romantis?? Couse You! Tegasku yang membuat Rei tambah heran dan salting. Dalam hatiku terus terucap kata- kata ” Comeon please Rei, kamu bilang kalo kamu masih mencintaiku dan berharap aku akan menerimamu.” Tapi justru suara tawa yang ku dengar dari Rei, sambil memukul pundakku pelan. “Siapa cewek itu Rei?Tanyaku lagi dan Rei langsung menghentikan tawanya.” Yang mana ? ” Jawab Rei yang tampak acuh dan menikmati musik jazznya. ” Jujur Rei ! cewek itu Lo kan ?” Tegasku sedikit menaikan volume suaraku karena kalah dengan sound yang ditimbulkan dari panggung. Jelas spontan Rei terkajut sampai menghentikan tepukan tangannya yang mengikuti alunan musik jazz malam ini. Lalu Rei pun hanya menatapku tanpa kata, dan ia pun menundukan mukanya dan tersenyum. ”Apa itu artinya ya ? Tanyaku makin dek-dekan dan ga sabar. Rei lalu memalingkan wajahnya masih dengan senyumanya itu. Dan aku makin ga ngerti apakah dia masih mencintaiku dan senyuman tadi pertanda ya?. Tiba – tiba sesosok pria bertubuh tinggi tegap kira – kira 180 cm, berpakaian rapi casual tapi tetap terlihat elegan, mencerminkan cowok metro seksual. Memanggil dan menghampiri Rei. ” Surpraise!” Sapanya pada Rei. Dan aku melihat Rei tampak kaget bukan main, siapa sih cowok ini berani – beraninya ganggu acara Gua.” Gerutuku. “ Tadi siang kamu bilang.....”jawab Rei
“Aku ingin kasih kejutan buatkamu. This ist for you” potong cowok itu seraya memberikan sekotak D`creps kesukaan Rei dan setangkai mawar merah. ”Kamu pasti lapar kan?”lanjutnya lagi. Astaga Gua sampe lupa ngajak Rei makan saking asyik nonton dan tadi Rei memang ngajak buru – buru nonton dan sekarang memang sudah jam 8 malam. ” Bodoh ! ” Makiku dalam hati kesal. ”Siapa sih nih cowok bikin Gua naek darah aja”geretu lagi. ”Atau jangan-jangan dia ini.....”
”Thanks .Oh ya, mas Don kenalkan ini Dimaz temen lamaku” Jawab Rei sambil memperkenalkan cowok itu sekaligus membuyarkan lamunanku.
”Oh... mmm... cute juga, pantes kamu naksir dulu. ” jawab Doni berbisik ketelinga Rei, tapi aku bisa dengar itu. ” Nice to meet you! Rei banyak cerita tentangmu.”Sapa Doni mengulurkan tangannya
Sambil membalas uluran tangan Doni ”Nice to meet you to”.jawabku singkat.
“Ya udah karma kamu adah ada yang nemani aku pulang,karma aku ga ingin ganggu acara kalian.” Lanjut Doni menambahkan
“Tapi mas…?”Tanya Rei sedikit kaku dan salting sambil menatap Doni penuh arti. Dan dimataku ini semua sebuah tanda tanya besar .
”Ok! Satu lagu aja ya aku temani?nanti pulangnya kamu antar kan maz?”jawab Doni seraya tersenyum. Aku mengangguk dan ga tau apa artinya. Dari cara bicara dan tingkahnya serta perhatian Doni pada Rei seperti perhatian seorang kekasih mungkin Doni adalah pacarnya Rei. Apa ini artinya aku terlambat???....Dan aku begitu tersentak ketika Rei berusaha meraih tangan kiriku oleh tangan kanannya dan kamupun tersenyum dengan expresi wajah yang mengakatan “Jangan pergi!” da n aku sedikit lega. Tapi lagi-lagi aku dibuatnya terkejut, kulihat tangan kiri Rei merangkul pinggang Doni, sementara itu tangan kanan Doni menarik kepala Rei kepundaknya. “ Gila!!”
Setelah peristiwa malam itu, Rei malah lebih akrab denganku,menemaninya makan siang atau pergi kesuatu tempat u/mencari sesuatu,atau apalah yang jelas hampir selama masa liburan aku dan Rei slalu bersama. Aku jadi berpikir ada apakah ini? Rei sudah punya pacar dan aku pun tahu itu tapi Rei meminta walau tanpa mengatakannya dengan langsung hubungan tanpa status ini tetap berjalan. Saat ini memeng bukan waktu yang tepat bahkan terlambat, tapi Rei mengatakan 1hal bahwa dirinya tak mungkin bisa melupakanku “ couse U is my frist love”. Itulah kata terakhir dari Rei setelah kami makan
Siang di cafĂ© cozzy dikawasan kemang,dan kamupun pulang diantar Doni. Dan anehnya Doni tak pernah mencoba u/memberitahuku u/tidak mendekati Rei atau apalah sikap yang mnunjukan bahwa dia cemburu. Dan tatapan mata Rei saat itu seoalah – olah menharapkan bahwa kita bisa menjalin hubungan seperti yang kamu inginkan dulu dan kuinginkan sekarang, lalu bagaimana Doni? Rei slalu mengatakan kalo Doni itu tak pernah sedikit pun cemburu padanya dan tak sungguh – sungguh mencintanya, tapi bagaimana mungkin kalo hibungan itu bisa bertahan sampai 3tn. Tapi akupun tak bisa membohongi hatiku dan begitupun sebaliknya,hanya Rei yang bisa memahamiku akan kebiasan jelek & baikku, hobiku. Haruskah dan pantaskah aku merebut cintaku? Dari seorang Doni yang punya segalanya aku tak sepadan dengannya. Doni juga pangeran impian Rei, tapi knapa Rei? Masihkah kau mencintaku? Ahk..kk....hhhh.....Reeeiii......
Sore ini aku pergi jalan sendiri dan menolak ajakan Rei ,ya saat ini aku lebih memilih menengkan pikiran. Toko buku Gramedia jadi pilahanku, satu persatu kutelusuri deretan buku musik tak satu menarik perhatianku u/memebelinya, aku beralih ke Novel lama sekali aku disini ada satu buku yang sangat menarik isinya benar – benar menyentuh,dan cocok sekali dengan kisahku dan Rei. Aku berniat membelinya tapi tiba – tiba seseorang menyapaku” Hai ! Kamu Dimaz kan temennya Rei ?”Sapa Doni mengaketkanku saat asyik membaca.
“Kamu lagi cari Novel? Buat siapa? Rei?” cercanya tanpa memberiku kesempatan menyelanya dan dia langsung menyodorkan satu Novel serial Buffy ini memang Novel favoritnya.”Rei sangat suka ini! Ups sorry mungkin kamu lebih tahu segalanya tentang Rei.”lanjutnya. “ Thanks ! “jawabku dan langsung kekasir u/bayar karna Doni memintaku ke kedai coffe yang tak jauh dari situ. “Rei banyak cerita tentangmu dan aku penasaran ingin ketemu dengan orang yang telah berhasil meluluhkan hatinya u/pertamakalinya. Jujur u/mendapatkan Rei itu susah- susah gampang. Lalu, kedatanganmu sekarang, karena kamu telah sadar? Ingin membalas cintanya?Aku sih tak keberatan,karna aku tak bisa melarangnya. Asalkan kamu janji u/membuatnya bahagia dan tidak akan mengecewakannya lagi!”Jelas Doni. Sementara aku hanya terdiam sambil menikmati teh madu hangat.
”Aku memang baru sadar,tapi sayang datang disaat yang tak tapat lagi. SUDAH TERLAMBAT !”tegasku. ” Tidak! Rei masih mencintamu, itu yang dia katakan padaku dulu. Rei memang sangat berarti bagiku,dialah yang menyembuhkan rasa percaya diriku, dia juga yang telah menyemangatiku u/ terus berjuangan melawan kelumpuhanku 4thn yang lalu. Karna itu aku sangat bahagia dia mau menerimaku dan aku tlah berjanji u/ membahagiakannya. Aku tak ingin yang dulu kembali terulang ini bukan saatnya lagi bagiku u/main- main umurku sudah 30 sudah waktunya menikah,aku tak pernah membatasi pergaulan Rei dengan teman – temanya mungkin dimata Rei aku terkesan cuek dan tak pernah cemburu sedikit pun aku ingin Rei tetap jadi dirinya sendiri.”Jelas Doni lagi sambil meneguk secangkir coffenya. ”Nah, sekarang kalo kamu memang masih mau mendapatkan Rei belum terlambat, tapi kamu hanya punya waktu 2minggu saja! Karna kami akan menikah 2 minggu lagi. Manusia hanya bisa merencanakan tapi TUHAN yang menentukannya. Kalo pada akhirnya kamu adalah jodohnya Rei aku terima itu. Deel?”Tawar Doni membuatku makin terkejut. Aku pun menjabat tangannya
Hatiku hancur dan kacau sekarang apa yang harus kulakukan? Semua pilihan terasa menyakitkan. Dua pilihan yang berduri tapi indah seperti mawar saja.
Dan Rei masih mengangap Doni tak tahu kalo dia sering bohong. Rei slalu menolak ajakan Doni dan lebih memilih jalan denganku. Padahal aku tahu, Doni slalu mengawasi kemana pun kami pergi sama seperti saat ini, sehabis aku dan Rei nonton ”The Phantom Of The Opera” Doni ada disitu sama – sama nonton dan keluar , dia juga sempat menyapa kami dan parahnya Doni menyuruhku mengantarkan Rei pulang. Dan sebagai seorang laki –laki aku tahu jauh dihatinya dia sangat teramat cemburu,namun dia coba memberiku kesempat u/mendaptkan Rei. ”Gua heran sama Doni, dia kok kayaknya sedikit pun ga cemburu kalo Gua jalan dengan cowok lain terlebih Lo!”Komentar Rei saat perjalan pulang’Sapa bilang?Jawabku singat dan terus konsentrasi mengemudi.
”Coba aja Lo pikir sudah berapa kali Doni mergoki Gua jalan sama Lo?eh bukannya marah atau nyuruh Gua pulang bareng dia malah nyuruh Lo yang nganterin Gua!” Jelas Rei sedikit emosi.
”Lo ingin Doni cemburu? Terima lamarannya!” jawabku seperti tanpa beban. Dan jelas Rei tersentak “ Lo tahu dari mana kalo Gua dan Doni…?” tanyamu tambah heran.
“Rei Doni Sangat mencintaimu,dan dia sangat cemburu! Dengar Rei, dia ga pernah marah slama ini karna dia sangat mencintai lo dan dia ga mau kalo lo merasa terkekang dan dia ingin lo tetap jadi diri lo sendiri. Dan itulah caranya dia membalas cinta dan kasihmu slama ini padanya.”Jawabku sangat hati – hati. “Rei, hati dia tuh sakiiit! Sudalah jangan pernah lo dustai takdir lo,jangan pernah lo tinggalkan dia u/ Gua, karna Gua ga pantas mendaptkan lo, Donilah pria dan cinta sejati Lo dan dia juga pangeran impian lo kan?”lanjutku. “Maz, Gua pikir lo datang nemui Gua untuk membawa & meraih cinta lo? Tapi....” “ Awalnya ya. Tapi setelah Doni mengatakan semuanya aku sadar dia lebih bisa membuat lo bahagia dan mungkin dia benar kalo cintaku hanya karna rasa kasihan atau balas budi . Karna cintaku muncul setelah Dito dan Vira mengatakan tentang kebenaran hati lo, bukan karna gua telah dengan sadar dari dulu mencintai lo sejak awal. Entahlah gua juga....” potongku.
Tiba – tiba sebuah tamparan mendarat di pipiki, cukup keras hingga aku terpaksa menghentikan laju mobilku. “ Lo tuh bener – bener brengsek ya ! Dari dulu emang ga pernah mau ngerti. Lalu u/ apa sekarng lo datang?membuat gua kecewa dan sakit lagi?Gua bener – bener udah ketipu, ternyata lo hanya maen – maen! Mau lo apa?? 2x hati gua hancur oleh orang yang sama,dan gua bodoh karna tergoda oleh kehadiran lo yang seakan –akan memberi gua harapan besar akan cinta gua dulu. Padahal gua hampir 100% melupakan lo!. “ Jawab Rei dengan kerasnya yang sedikit bergetir. Lalu kami pun sama –sama terdiam sesaat, hening… sehening malam ini di jalan Alteri Pondok Indah, yang cukup lengang karna hampir lewat tengah malam.
“Rei…,aku minta ma`af. Ini smua memeng salahku, tak seharusnya aku datang dan mengusik kebahagianmu. Aku tak tahu kalo saat itu kamu sudah bersama Doni dan hampir menikah dalam waktu dekat ini.” Kataku memberanikan diri memecahkan keheningan.
“Lantas?walau Lo tahu kenapa masih mendekatiku?kenapa Lo seolah – olah tak peduli dengan statusku, dan....”Jawabmu. “Cukup Rei!” potongku cepat sedikit membentak, ku lihat dia sedikit terkejut. “ Dia yang terbaik u/mu, lupakan Aku! Aku memamg bere ngsek, aku minta maaf...”lanjutku dan kembali melajukan mobil mengantarkan Rei pulang.
Aku tahu hati Rei pasti sangat terluka, maafkan aku Rei karna telah mengecewakanmu untuk ke – 2x nya. Maaf kalo aku tlah bohong tentang perasaan hatiku,
Sungguh Rei aku benar – benar mencintaimu! Betapa aku ingin berbagi kasih sayang denagnmu, melewati hari suka dan duka bersamamu,mengukir sebuah kenangan manis untuk cerita kita dia hari tua . Tapi Doni lebih membutuhkanmu dan akupun belum tentu bisa membahagiakan Rei seperti yang telah Doni berikan. Manusia macam apa aku ini jika tetap mengikuti egoku,aku bahagia diatas penderitaan oarng lain tapi aku juga menderita. Aku malu pada diriku terlebih setelah Doni memgatakan rasa simpatinya pada Rei. “Saat dia datang aku sama sekali tak tertarik padanya hanya saja aku melihat Rei beda dari wanita biasanya terlebih dari umurnya uang masih muda. Kuakui dia tak secantik mantan – mantanku dulu bahkan sangat jauh berbeda. Dia mau bergaul dengan siapa pun, tak pernah membedakan seseorang dari status sosialnya. Dia bilang yang menentukan tinggi rendahnya derajat manusia hanyalah amal dan ketaqwaanya pada sangat pencipta. Dia itu berteman dengan anak jalanan , orang jompo, cacat fisik maupun mental dan dia slalu terlihat riang bahagia bersama mereka. Baru – baru ini dia kehilangan temennya yang cacat fisik tapi dia sangat pandai dalam berbagai bahasa. Dia menangis sedih luar biasa, dia bilang dia tlah kehilangan 10 guru mentalnya sampai sekarang dia masih mengunjungi makamnya.” Aku jadi ingat waktu SMU dulu. Walau kami bersekolah di Bogor Rei tetap peduli dengan sodara – sodaranya di Jakarta yang terkena banjir besar . Dia mengusulkan pada ketua MPK untuk menggalang dana dengan meminta bantuan Group Nasyid sekolah untuk mengelilingi kelas meminta kerelaan kawan – kawannya untuk menyisihkan uang jajan mereka. Dan itu hasilnya luar biasa sampai – sampai muncul berita di koran Pakuan. Rei memang sangat peka terhadap lingkungan sosialnya. Dan itu semakin membuatku tak pantas untumu ”Please for give me, Rei”
Pagi ini begitu cerah, udara Jakarta agaknya sejuk. Tapi aku malas sekali untuk bangun pagi, kalo bukan karna dari tadi mungkin dari 1/2jam lalu mengetuk pintu apartemenku. Denagan langkah malas dan masih terkantuk – kantuk aku membuka pintu dan betapa terkejutnya aku saat membukanya. Karna Rei yang datang sepagi ini lengkap dengan kebaya putih sangat cantik bagai bidadari, aku pun tersenyum lembut menyambutnya dan kupersilahkan dia masuk.
”Sorry aku nganggumu sepagi ini. Aku hanya ingin memastikan perkataanmu minggu lalu, hari ini aku akan menikah tapi semuanya belum terlambat kalo kamu ingin aku membatalnya , jika kamu....”kata Rei dengan suara yang lembut.
“Stop Rei! Jangan kamu lakukan itu aku yakin kamu akan bahagia. Lupakan aku! Aku pasti mendoakanmu.Tapi aku berterimakasih sama kamu karna tak melepaskan cincin dariku.”Potongku cepat seraya menggenggam tangan Rei yang terasa lembut sekali. Rei pun membalas dengan sebuah senyumnya. Lalu dia melepaskan cincin itu,ingin ku cegah tapi Rei dengan cepat menahanku, dilepaskannya cincin itu dari jari tengahn tangan kirinya lalu diberikannya padaku, ya kupikir begitu tapi aku salah. Saat aku ingin meraihnya Rei menjatuhkan dengan tatapan mata yang tajam dan sebuah senyuman sinis terurai dari bibirnnya. Dia menatapku penuh kebencian yang mendalam sebelum akhirnya kamu pergi meninggalkan luka di hati. “ Maafkan aku Rei, semoga kamu bahagia”
Kulihat dari jauh acara akad nikahmu,saat kedua pengantin keluar dari masjid UI yang telihat adalah senyuman dan tawa bahagia dari keduanya. Tak sedikitpun terpancar wajah sedih dari Rei,dan pada akhirnya kehadiranku yang sembunyi – sembunyi ini ketahuan juga.
Dengan ditemani Dito yang separtinya kesal mengajakku pulang saja. ”Ngapain sih lo disini terus, dia udah bahagia sekarang “ Kata Dito Tapi aku cuek saja. Kemudian Rei dan Doni datang menghampiri kami seraya berkata “ Maz, gimana menurutmu ? kita serasikan ?”Sapamu penuh kebahagian dan kepuasan membalaskan sakit hatimu. Dan baru saja aku ingin mengatakan ya tiba – tiba aku mendapatkan kejutan besar. Rei mencium Doni atau lebih tepatnya mereka berciuman tepat dihadapan ku. Lalu kalian pun pergi meninggalkanku. Dan aku masih sempat mendengar tawa yang keluar dari mulut mereka. Rasa sakit dihatiku lengkap sudah, menyaksikan kasih tercinta menjadi milik orang lain u/ selamanya dan sebuah penghinan dari Rei yang dengan puasnya berciuman mesra di hadapanku, samapai – sampai aku tak sadar bunga mawar yang ku bawa untuknya sebagai tanda kasih terakhir , telah meneteskan darah dari tangan ku. Aku meremasnya dengan keras, entah mana yang lebih menyakitkan Bunga Mawar ini , Rei atau takdirku. Aku pun pulang bersama Dito ke Bandung dengan di iringi lagu milik Rossa” Aku Bukanlah untukmu”. Memang dari dulu ”mawar itu indah tapi apapun sebutan dan seindah apapun mawar tetaplah berduri” Tapi bagiku jazz tetap mempunyai cahayanya sampai kapanpun.


*************

RAMDHANEOZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar